Rabu, 02 Juli 2014

Apa Yang Dibutuhkan Public Relations Di Era Social Media?


     Public Relation itu adalah sebuah profesi yang sudah terbangun berpuluh-puluh tahun lalu. Ilmu public relation sudah tertata begitu bagus, serta diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi, seperti di Jurusan Komunikasi, dan di sekolah-sekolah khusus mempelajari public relation. Namun, ilmu-ilmu yang sudah mapan itu kini harus diperbarui karena munculnya fenomena sosial media seperti Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Internet membuat kerja praktisi public relation masa kini mengalami perubahan yang sangat luar biasa. Public relation masa kini bukan hanya harus lihai berhubungan dengan media, tetapi juga dituntut untuk fasih berhubungan langsung dengan konsumen. Dan kita semua harus paham, karakter konsumen maya sudah pasti akan tidak sama dengan karakter media atau industri media, atau karakter medium dan lain-lain nya.
     Konsumen yang bergabung di sosial media tidak butuh bahasa yang manis dan formal. Yang mereka butuhkan adalah juru bicara perusahaan yang mengerti kebutuhan mereka dan sekaligus merespon keluhan mereka secepat mungkin. Konsumen juga butuh seorang praktisi public relation yang bisa berinteraksi langsung dengan mereka dan melakukan percakapan. Tentu saja, ini bukan pekerjaan mudah. Apalagi public relation itu wajib berbicara sesuai kegiatan yang diwakilinya. Mengapa harus demikian? Sebab konsumen bebas berteriak di Internet. Produk yang mengecewakan atau cacat tak mudah ditutupi dengan ide public relation tradisional. Kita tidak bisa begitu saja mengancam dan membungkam mereka. Bahkan untuk membungkam akan menimbulkan gerakan melawan yang lebih kuat , bahkan mendapat dukungan dari konsumen lain yang mendapat pengalaman yang serupa. Bukan perilaku konsumen yang berubah dengan adanya social media. Yang juga berpotensi memusingkan banyak praktisi public relation adalah kecepatan perubahan medium di sosial media. Beberapa tahun yang lalu Facebook lah yang menjadi fenomena. Kini giliran Twitter yang lagi dipuja-puja.

      Nah, yang memusingkan para praktisi public relation, perilaku konsumen di setiap media baru ini juga berbeda-beda, tergantung dalam fitur yang menjadi andalannya. Apa boleh buat, praktisi public relation juga harus berpacu melawan kencangnya laju perkembangan media online di soial media saat sekarang ini agar konsisten. Tidak mengherankan bila sekarang sedang tren lowongan pekerjaan untuk posisi public relation, terutama  contohnya di konsultan, ditambahi dengan kualifikasi familiar dengan social media, dan media online.