Public Relation itu adalah sebuah profesi
yang sudah terbangun berpuluh-puluh tahun lalu. Ilmu public relation sudah
tertata begitu bagus, serta diajarkan di berbagai Perguruan Tinggi, seperti di
Jurusan Komunikasi, dan di sekolah-sekolah khusus mempelajari public relation.
Namun, ilmu-ilmu yang sudah mapan itu kini harus diperbarui karena munculnya
fenomena sosial media seperti Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Internet
membuat kerja praktisi public relation masa kini mengalami perubahan yang
sangat luar biasa. Public relation masa kini bukan hanya harus lihai
berhubungan dengan media, tetapi juga dituntut untuk fasih berhubungan langsung
dengan konsumen. Dan kita semua harus paham, karakter konsumen maya sudah pasti
akan tidak sama dengan karakter media atau industri media, atau karakter medium
dan lain-lain nya.
Konsumen yang bergabung di sosial media
tidak butuh bahasa yang manis dan formal. Yang mereka butuhkan adalah juru
bicara perusahaan yang mengerti kebutuhan mereka dan sekaligus merespon keluhan
mereka secepat mungkin. Konsumen juga butuh seorang praktisi public relation yang
bisa berinteraksi langsung dengan mereka dan melakukan percakapan. Tentu saja,
ini bukan pekerjaan mudah. Apalagi public relation itu wajib berbicara sesuai kegiatan
yang diwakilinya. Mengapa harus demikian? Sebab konsumen bebas berteriak di
Internet. Produk yang mengecewakan atau cacat tak mudah ditutupi dengan ide public
relation tradisional. Kita tidak bisa begitu saja mengancam dan membungkam
mereka. Bahkan untuk membungkam akan menimbulkan gerakan melawan yang lebih
kuat , bahkan mendapat dukungan dari konsumen lain yang mendapat pengalaman
yang serupa. Bukan perilaku konsumen yang berubah dengan adanya social media.
Yang juga berpotensi memusingkan banyak praktisi public relation adalah
kecepatan perubahan medium di sosial media. Beberapa tahun yang lalu Facebook
lah yang menjadi fenomena. Kini giliran Twitter yang lagi dipuja-puja.
Nah,
yang memusingkan para praktisi public relation, perilaku konsumen di setiap
media baru ini juga berbeda-beda, tergantung dalam fitur yang menjadi andalannya.
Apa boleh buat, praktisi public relation juga harus berpacu melawan kencangnya
laju perkembangan media online di soial media saat sekarang ini agar konsisten.
Tidak mengherankan bila sekarang sedang tren lowongan pekerjaan untuk posisi
public relation, terutama contohnya di
konsultan, ditambahi dengan kualifikasi familiar dengan social media, dan media
online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar