Jumat, 31 Oktober 2014

KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEMISKINAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti yang kita lihat sekarang ini banyak kejadian di lingkungan sekitar kita yang tidak di sadari seperti masyarakat masih banyak yang tertimpa  kemiskinan dan kerusakan lingkungan banyak yang kurang di perhatikan oleh pemerintah. Kemiskinan tidak lagi di pahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi dunia yang terus di pacu akhirnya harus bertabrakan dengan kapasiitas lingkungan, sehingga akan menghancurkan kinerja pertumbuhan itu sendiri. Seperti di negara berkembang kawasan Asia Tenggara keadaan ini di perparah dengan adanya ledakan penduduk usia muda pada kota kota besar. Penyebab utamanya adalah urbanisasi. Hal ini berdampak pada transisi demografi secara nasional. Keterbatasan lapangan kerja dan daya dukung lingkungan mengakibatkan tumbuhnya kemiskinan di perkotaan. Mencermati ketidakstabilan dunia di atas, dapat di pahami bahwa dampak signifikan pertumbuhan penduduk dunia terhadap lingkungan sesungguh nya berjalan berjalan dalam sebuah tatanan yang teramat kompleks karena melibatkan begitu banyak aktor, seperti : kebijaan pembangunan, sistem kelembagaan hukum, hubungan internasional, mobilitas manusia, industrialisasi, budaya, perilaku manusia. Melalui sistim yang kompleks itu lah selama berabad-abad lamanya alam dipenjara oleh kepentingan manusia.






1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengapa kemiskinan yang berkelanjutan dan pembanguan tidak berwawasan lingkungan menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkugan?
2.      Apa saja solusi untuk menggulangi masalah lingkungan yang buruk akibat kemiskinan?
3.      Bagaimana menciptakan pembangunan yang berwawawasan lingkungan?
1.3  Tujuan
Adapun tujuan yang dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui penyebab terjadinya ligkungan akibat kemiskinan yang berkelanjutan dan pemangunan tidak berwawasan lingkungan.
2.      Mengetahui solusi untuk menggulangi masalah lingkungan yang buruk akibat kemiskinan.
3.      Mengetahui cara menciptakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kemiskinan dan Kemiskinan di indonesia
      Kemiskinan secara harfiah dapat dikatakan sebagai keadaan tidak memiliki apa-apa secara cukup. Dalam berbagai pandangan ada tiga jenis kemiskinan yang sering di kemukakan yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. Kemiskinan struktural dimengerti sebagai kemiskinan yang timbul sebagai akibat dari kebijakan pemerintah dan perilaku koperasi yang membuat masyarakat miskin, tidak atau sedikit sekali memiliki akses terhadap ekonomi produktif. Secara tradisional kemiskinan sering di pandang sebagai ketidak mampuan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling mendasar. Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumberdaya alam dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek finansial,karena sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai petani, selain pula semua jenis kekayaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas. Berdasarkan konsepsi ini, maka kemiskinan dapat di ukur secara langsung dengan menetapkan persediaan sumberdaya yang dimiliki melalui penggunaan standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan. Cara seperti ini sering di sebut dengan metode pengukuran kemiskinan absolut. Garis kemiskinan yang digunakan BPS sebesar 2,100 kalori per orang per hari yang di setarakan dengan pendapatan tertentu atau pendekatan bank dunia yang menggunakan 1 dolar AS per orang per hari adalah contoh pengukuran kemiskinan absolut. Kemiskinan disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah atau merintangi seseorang dalam memanfaatkan kesempatan kesempatan yang ada di masyarakat. Menurut pandangan ini, kemiskinan terjadi bukan dikarenakan ketidakmauan si miskin untuk bekerja (malas), melainkan
karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja konsepsi kemiskinan yang bersifat multidimensional ini kiranya lebih tepat jika digunakan sebagai pisau analisis dalam mendefinisikan kemiskinan dan merumuskan kebijakan penanganan kemiskinan di indonesia. Menurut badan pusat statistik (BPS) dan kementrian sosial (2004), kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup secara layak dan mencapai kesejahteraan sosial. Sedangkan menurut pengertian lain, kemiskinan (poverty) adalah suatu kondisi yang di tandai  oleh beberapa keterbatasan yang mengakibatkan rendahnya kualitas kehidupan seseorang/keluarga seperti rendahnya penghasilan, keterbatasan kepemilikan rumah tinggi yang layak di huni, pendidikan dan keterampilan yang rendah, serta hubungannya sosial dan akses informasi yang terbatas (pola pembangunan kesejahteraan sosial, 2003:145).Dengan mengacu pendapat di atas, maka di peroleh pengertian bahwa, kemiskinan perupakan kondisi individu, keluarga ataupun kelompok masyarakat yang mengalami hambatan dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan dasar yang lain, sehingga kualitas hidup dan tingkat kesejahteraan sosialnya rendah. Kemiskinan di indonesia pada maret 2010 oleh survey BPS mencapai 34,96 juta orang atau 15% dari total penduduk indonesia. Meskipun angka itu turun menurut bappenas pada tahun 2011 diperkirakan terjadi penurunan persentase kemiskinan menjadi 12-14% di indonesia. Kemiskinan di indonesia tidak hanya terjadi di daerah namun juga di kota besar seperti di jakarta dan surabaya, sehingga banyak para penduduk indonesia yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang berusaha mencari peluang di perkotaan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dengan adanya hal ini alasan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan guna lahan di perkotaan. Mereka yang tidak mampu membeli lahan di pusat perkotaan, mulai mendirikan bangunan di kawasan-kawasan  yang berfungsi sebagai kawasan lindung, hutan, kota, rawa dan lain-lain sebagai tempat untuk mencari pekerjaan. Kemiskinan muncul karea adanya ketidak samaan pola pemikiran sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.  Komunitas miskin umumnya hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk, dikarenakan tidak ada air bersih untuk di konsumsi, tidak tersedianya infrastruktur sistem pembangunan sampah dan limbah cair, tidak adanya akses jalan yang dibutuhkan untuk pelayanan darurat seperti ambulan dan mobil pemadam kebakaran, tidak ada fasilitas pendidikan dan kesehatan yang memadai. Orang miskin dipaksa keluar dari lahan yang strategis dan potensial, sehingga seringkali tidak punya pilihan selain mengambil secara maksimal sumberdaya yang terbatas di sekitar mereka. Bank indonesia mengindentifikasi 3 keterkaitan utama antara degradasi lingkungan dan dampaknya bagi masyarakat miskin, yaitu :
1.      Kesehatan lingkungan : masyarakat miskin sangat menderita jika air, udara dan tanah dimana mereka hidup mengalami polusi.
2.      Sumber pengidupan : masyarakat miskin cendrung untuk sangat tergantung secara langsung pada sumberdaya alam, sehingga jika tanah vegetasi dan sumber air terdegradasi maka masyarakat miskin akan merasakan dampak yang cukup signifikan.
3.       Kerentanan : masyarakat miskin sering kali bersinggungan dengan bahaya lingkungan dan tidak mampu mengatasi kejadian tersebut.

Faktor yang menyebabkan kemiskinan :
1.      Pendapatan tidak merata
2.      Miskinnya strategi kebijakan pembangunan
3.      Pembedaan akses dalam modal
4.      Rendahnya mobilitas sosial
5.      Kurang lapangan pekerjaan
6.      Ketidaksempurnaan pasar
7.      Kualitas SDM/ keterbatasan SDM profesional

2.2. Pembangunan tidak berwawasan lingkungan
Pembangunan tidak berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak mengoptimalkan manfaat sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dengan cara tidak menserasikan  aktivitas manusia dengan kemampuan sumbardaya untuk menopangnya. Setidaknya ada dua hal yang di tengarai menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan, yaitu pertumbuhan penduduk yang relative cepat dan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Akibat pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan, berbagai kota di indonesia semakin berkurang, jauh dari luas optimal yaitu 30% dari total luas kota.pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan ini seperti telah menjadi sebuah terend kota-kota di indonesia saat ini, yang selalu identik dengan gedung-gedung pencakar langit, fasilitas perumahan,perkantoran sarana umum seperti pasar atau pusat pemberlanjaan, rumah sakit, tempat hiburan,dsb. Dan semua itu dibangun untuk kepentingan manusia itu sendiri. Tetapi disini kita tidak pernah berfikir tentang begitu pentingnya ruang tebuah hijau itu bagi kelangsungan kehidupan manusia. Itu karena keegoisan kita sendiri yang menganggap bahwa semua yang ada dimuka bumi ini dapat kita kuasai dan kita olah semaunya tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi di kemudian hari. Pencemaran ekosistem perkotaan terhadap media tanah,air dan udara semakin meningkat dan menimbulkan penyakit fisik dan psikis yang serius. Hubungan antra pencemaran pada media lingkungan udara, air dan tanah dengan kesehatan sangat terait erat, sebab warga kota akan menghirup udara tercemar yang sama, maka dihasilkan produksi bahan mentah dari sumberdaya buatan maupun alami yang relatif sama. Sebagaimana kehidupan tubuh manusia yang sehat jasmani dan rohani, maka tubuh kota pun dapat di jaga selalu kesehatannya, alur sungai yang ada dalam tubuh kota diumpamakan sebagai aliran darah yang harus selalu bersih dan lancar. Atas inilah, eksploitasi sistematis terhadap lingkungan secara terus menerus dilakukan dengan berbagai cara.

2.3. Aspek lingkungan dan keadaan lingkungan di indonesia
Lingkungan merupakan aspek penting bagi kehidupan indonesia. Lingkungan serta keberagamannya bukan hanya menjadi ikon bagi indonesia namun juga sudah menjadi bagian dari indonesia itu sendiri. Lingkungan di indonesia berupa hutan serta keragaman biodiversitasnya, lingkungan perairan  termasuk didalamnya pesisir dan kelautan, lingkungan daerah atau perdesaan dan lingkungan perkotaan serta lingkungan yang bersifat alamiah lainnya yang terikat dalam satu kesatuan wilayah lingkungan itu sendiri mekibatkan aspek kehidupan masyarakat dalam kehidupan sosialnya. Masalah-masalah pengelolaan lingkungan dapat di anggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam di indonesia. Muara dari semua masalah lingkungan adalah pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan faktor keseimbangan lingkungan yang pada gilirannya akan merusak lingkungan hidup. Pembangunan kawasan pemukiman, industri atau perkebunan seringkali mengabaikan kelestarian lingkungan hidup dan hanya mempertimbangkan aspek keuntungan ekonomi semata. Sebagai akibatnya, terjadi kerusakan lingkunga yang memicu terjadinya bencana. Lebih lanjut, kesalahan pengelolaan lingkungan paling tidak dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat pendidikan, masalah ekonomi, pola hidup, kelemahan sistem peraturan peraturan perundangan dan lemahnya pengawasan terhadap pengelolaan lingkungan. Seiring dengan kebutuhan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi banyak masalah, akan tetapi pengalaman menunjukan bahwa pembanguan dapat dan telah menimbulkan berbagai dampak negatif. Konsep pembangunan yang tidak berkelanjutan dan tidak berwawasan lingkungan bukan hanya akan memperparah masalah masalah lingkungan dan sosial yang ada namun juga akan memicu timbulnya masalah masalah lingkungan yang baru. Kekurangsadaran akan pentingnya lingkungan dan besarnya nilai ekonomi yang ada dalam keadaan lingkungan menjadi penyebab utama hubungan yang tidak baik ini. Lingkungan yang dikelola dengan baik dengan memperhatikan juga.
2.4. Solusi untuk menanggulangi masalah lingkungan yang buruk akibat kemiskinan
Orang miskin terpaksa untuk mengambil manfaat dari sumberdaya alam secara berlebihan agar bisa bertahan hidup, dan pengabaian mereka, sehingga terhadap lingkungan pada akhirnya kemampuan mereka untuk bertahan hidup menjadi semakin sulit dan tidak pasti. Terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar antara hubungan kemiskinan lingkungan diwilayah desa dan kota. Pertama, dalam konteks desa masyarakat lebih bergantung secara langsung kepada alam untuk sumber penghidupan  dibanding orang kota yang lebih mengutamakan kegiatan ekonomi berbasis uang.  Masyarakat miskin sangat rentan terhadap perubahan pola pemanfaatan sumber daya alam dan perubahan lingkungan. Masalah utama yang di hadapi masyarakat miskin adalah terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap sumberdaya alam dan menurut mutu lingkungan hidup baik sebagai sumber mata pencaharian  maupun sebagai penunjang kehidupan sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk miskin juga terjadi dengan menyempitnya kepemilikan lahan dan hilang nya sumber mata pencaharian masyarakat miskin sebagai akibat penurunan mutu lingkungan hidup terutama hutan, laut, dan daerah pertambangan. Orang-orang yang hidup di pinggir kali, menjadikan kali sebagai tempat tempat pembuangan limbah cair dan padat sekaligus menjadikan kali sebagai tempat sumber air untuk keperluan mandi, cuci, kakus, bahkan untuk kebutuhan konsumsi minum dan memasak makanan. Solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi masalah ini agar tidak menimbulkan masalah berkelanjutan adalah dengan cara:
1.      Memberikan informasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, contoh dengan tidak membuang sampah di sungai yang dapat menyebabkan tercemarnya aliran sungai.
2.      Memberikan penyuluhan akan budaya pencemaran lingkungan bagi kesehatan dan kerusakan lingkungan.
3.      Pemerintah berperan penting memberikan fasilitas air bersih(PAM) kepada masyarakat, membangun kamar mandi umum.
2.5. Menciptakan pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumberdaya alamsecara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup dan akan selalu terjaga dan dapat dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat saat ini dan di masa yang akan datang. Beberapa pemanfaatan lingkungan hidup sebagai berikut :
a.       Memelihara hewan dan tumbuhan dengan tetap mempertahankan jenisnya.
b.      Pengambilan tumbuhan liar untuk kepentingan penjualan dengan cara membudidayakannya.
c.       Budidaya tanaman obat-obatan/atau membuat apotik hidup disekitar rumah.
d.      Daerah-daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai daerah konversasi agar lingkungan hidup tersebut terjaga.
Keseluruhan permasalahan tersebut saling berkaitan apabila direnungkan lebih dalam,pada hakekatnya bersumber pada rangkaian dari lima permasalahan pokok,yaitu :
1.      Pembangunan dan pemanfaatan sumber daya alam yang semakin terbatas.
2.      Dinamika kependudukan,yang sejak abad ke-18,grafik kenaikan penduduk dunia sangat tajam.
3.      Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
4.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang apabila dilandasi oleh moral akan mengancam keserasian kehidupan di dunia.
5.      Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur lingkungan tidak berfungsi dengan baik.

BAB III
PENUTUP
3.1.   Kesimpulan.
Telah terungkap apabila faktor-faktor kemiskinan dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan menjadi factor utama terjadinya kerusakan lingkungan. Maka dari itu diperlukan solusi untuk mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat dari terjadinya kemiskinan tersebut. Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumberdaya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan yang berkesinambungan.

3.2.   Saran.
Saran yang dapat saya berikan untuk menggulangi masalah ini agar tidak menimbulkan masalah berkelanjutan adalah dengan cara :
1.      Memberi informasi kepada masyarakat akan pentingnya  kita menjaga lingkungan,seperti contohnya dengan tidak membuang sampah disungai yang dapat menyebabkan tercemarnya aliran sungai.
2.      Pemerintah harus berperan penting dalam memberi fasilitas air bersih (PAM) kepada masyarakat, serta pembangunan kamar mandi umum yang memadai di daerah pemukiman  padat penduduk.
3.      Memberikan penyuluhan akan bahaya pencemaran lingkungan bagi kesehatan dan kerusakan lingkungan.
Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumberdaya alam dengan tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar